Dayak Dan Melayu Di Kalimantan
Abstract
Konteks etnis/suku, orang Melayu selalu dibedakan dengan orang Bugis, Banjar, Minangkabau, dan beberapa suku lainnya karena mempunyai adat-istiadat dan budaya tradisi sendiri. Namun, dalam konteks kultural dan politik lokal suku-suku migran beragama Islam itu cenderung mengidentifikasi diri dalam rumpun Melayu. Oleh karena itu, penamaan Melayu di Kalimantan mengalami kerancuan definisi yang berbeda dengan kategori Melayu di wilayah pantai Timur Sumatera, Riau, Bangka dan Belitung, dimana kategori Melayu di daerah-daerah itu merujuk pada asal-usulnya sebagai kelompok etnis/suku. Sedangkan di Kalimantan, terutama Kalimantan Barat, kategori Melayu juga termasuk orang Dayak dan keturunannya yang beragama Islam. Kajian penulis mendapati bahwa isu etnisitas dalam politik lokal di Kalimantan yang melibatkan Dayak dan Melayu seringkali dikaitkan dengan agama Kristen sebagai identitas manusia Dayak dan agama Islam sebagai identitas budaya Melayu. Sehingga apabila terjadi persaingan dan konflik politik antara elit politik Dayak dengan elit politik Melayu, isu dan simbol-simbol keagamaan Kristen dan Islam seringkali dimunculkan oleh para aktor sosial kedua-dua etnis sebagai alat memobilisasi dukungan politik rakyat pada lapisan akar rumput.
Kata kunci: identitas budaya, aktor sosial, suku migran
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.26418%2Fproyeksi.v19i02.456
Article Metrics
Abstract view : 9765 timesPDF - 27 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License.
INDEXING