KERJA SAMA INDONESIA – MALAYSIA DALAM SOSEK MALINDO (Studi Kasus: Ekspor Crude Palm Oil Melalui Pos Lintas Batas Negara Badau Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat)

Abstract

Sejak tahun 2013 ekspor crude palm oil ke Malaysia dimulai. Ekspor ini dilakukan karena alasan membawa crude palm oil ke Malaysia memerlukan waktu yang lebih singkat yaitu cukup sampai pada pos lintas batas negara di Nanga Badau. Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa ekspor crude palm oil ke Malaysia pada saat ini sudah tidak relevan lagi dengan kondisi yang ada dimana hasil crude palm oil yang berada di wilayah kapuas hulu semakin meningkat. Hal lain yang membuat tidak bisa terus melakukan ekspor crude palm oil ke Malaysia adalah karena Malaysia juga sebagai produsen kelapa sawit yang bisa saja berhenti membeli kelapa sawit dari Indonesia. Selain itu karena sebagai produsen maka pembelian kelapa sawit dari Malaysia memiliki batas dan harga yang relatif lebih murah. Hasil dari penelitian ini adalah ada beberapa faktor yang menyebabkan Indonesia dan Malaysia belum memiliki kebijakan terkait prinsip good transit. Penyebabnya adalah sulitnya untuk membuat kebijakan good transit denga Malaysia. kesulitan yaitu sulitnya memperoleh informasi yang cukup sehingga bukti-bukti sulit disimpulkan, adanya berbagai macam kepentingan yang berbeda yang mempengaruhi, pilihan tindakan yang berbeda-beda, dampak suatu kebijakan sulit dikenali, umpan balik keputusan bersifat sporadic, faktor proses perumusan kebijakan tidak dimengerti dengan benar. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Terdapat beberapa saran dalam penelitian ini antara lain, Pemerintah Indonesia diharapkan lebih hati-hati dalam mengambil keputusan untuk menggunakan prinsip good transit, konsisten dalam membuat kebijakan, fokus ke komoditi lain, dan komunikasi antar lembaga pemerintah yang lebih baik.


Kata Kunci: Kerja Sama Lintas Batas, Ekspor Crude Palm Oil, Good transit