DAMPAK AKSI WOMEN’S MARCH INDONESIA SEBAGAI GERAKAN TRANSNATIONAL ADVOCACY NETWORK (2017-2020)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak advokasi dan dampak perubahan kebijakan yang telah dicapai oleh Women’s March Indonesia (WMI) sebagai gerakan Transnational Advocacy Network (TAN) dalam upaya penghapusan kekerasan seksual terhadap perempuan pada tahun 2017-2020. Aksi Women’s March sendiri pertama kali diselenggarakan di Washington D.C sebagai bentuk protes masyarakat AS terhadap pemerintahan Donald Trump yang diskriminatif serta mengabaikan isu perempuan dan gender. Memanfaatkan momentum tersebut, aktivis Indonesia turut serta menyelenggarakan WMI sejak tahun 2017 demi memperluas advokasi dan mendesak perubahan kebijakan pemerintah nasional terkait isu gender terkhusus mengenai urgensi penghapusan kekerasan seksual terhadap perempuan, salah satunya lewat pengesahan RUU PKS. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, di mana penulis mencoba mendeskripsikan hasil penelitian menggunakan kata-kata dan data yang tekah diperolah. Penulis menggunakan konsep Transnational Advocacy Network (TAN) dari Keck & Sikkink (1999) yang terbagi dalam empat tipologi taktik yaitu, information politics, symbolic politics, leverage politics dan accountability politics dalam menganalisis penelitian ini lewat proses berpikir secara deduktif. Adapun limitasi dalam penelitian ini berupa waktu yaitu, sejak tahun 2017 saat WMI pertama kali diselenggarakan hingga akhir tahun 2020. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dampak yang signifikan dari advokasi yang telah dilakukan WMI namun, dampak perubahan kebijakan masih cukup minim terutama mengingat belum disahkannya RUU PKS pada tahun 2020.

Kata Kunci: Women’s March Indonesia (WMI), Transnational Advocacy Network

(TAN), Aktivisme, Kekerasan Seksual, RUU PKS