ANTARA ISTILAH KAFIR DAN NON MUSLIM : ANALISIS SEMIOTIKA KOMIK SEBAGAI MEDIA KRITIK SOSIAL

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pro dan kontra komik berjudul “Antara Istilah Kafir dan Non Muslim”yang diterbitkan oleh Mojok.co. Komik ini telah dibagikan sebanyak 2300 kali dan 16 komentar di laman website dan 106 kali dibagikan dan menuai 133 komentar pada laman Facebook. Komik ini dibuat berdasarkan adanya usulan penyebutan kata kafir diganti dengan non muslim oleh Nadhlatul Ulama (NU) dalam Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konfrensi Besar Nadhlatul Ulama di Jawa Barat. NU berpendapat bahwa penyebutan kata kafir masuk dalam kekerasan teologis dan cenderung menjadi bibit konflik umat beragama. Usulan tersebut menuai pro dan kontra di masyarakat. Berangkat dari hal ini Mojok.com menerbitkan komik Antara Istilah Kafir dan Non Muslim sebagai bentuk kritik sosial untuk masyarakat Indonesia. Dengan mengangkat masalah yang sensitif dalam komik ini ternyata memancing polemik dan perang komentar akibat pemaknaan kata kafir yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis kritik sosial yang terdapat pada rubrik komik dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes yang memfokuskan pada tiga hal, makna denotasi, makna konotasi dan mitos yang terdapat pada komik tersebut.Untuk mendapatkan data, peneliti mewawancarai pihak-pihak terkait di balik pembuatan komik dan para pembaca. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna denotasi tentang fenomena yang terjadi di Indonesia, yakni permasalahan penggantian kata kafir menjadi non muslim. Makna konotasinya adalah berdasarkan fenomena yang terjadi terlihat bahwa kata kafir sendiri menuai pro dan kontra, meskipun dari agama yang sama. Sedangkan makna mitosnya yang ditemukan adalah keindonesiaan dan keberagaman.

Kata Kunci: Komik, Semiotika, Kritik Sosial