GAMBAR WAK CIK SEBAGAI MEDIA PENYAMPAI INFORMASI PUBLIK DI HARIAN TRIBUN PONTIANAK

Abstract

Gambar Wak Cik mulai hadir sejak 1 Agustus 2008 sampai dengan Juli 2019 yang muncul pada halaman Koran harian Tribun Pontianak, terbit setiap hari Senin hingga Sabtu pada halaman 19. Melalui pesan “Short Message Service” (SMS) Pengaduan”, masyarakat dapat mencurahkan keluh kesah tentang persoalan yang terjadi.. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang terjadi diatas yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah : komposisi penempatan beberapa judul berita yang kurang proporsional membuat pembaca sulit memahami informasi dari gambar Wak Cik, adanya pencantuman kata singkatan yang tidak dipahami oleh masyarakat secara umum, dan adanya pengulangan informasi dan desain gambar Wak Cik yang membuat pembaca jenuh. Adapun teori yang digunakan sebagai pisau analisa adalah teori Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss (2005) (dalam Winarni, 2003) terkait dengan efektivitas komunikasi pada media massa yang didalamnya terdapat: Pemahaman, Kesenangan, Mempengaruhi Sikap, Hubungan Sosial Yang Baik, dan Tindakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun hasil penelitian dari penelitian ini adalah Gambar Wak Cik Sebagai Media Penyampai Informasi Publik Di Harian Tribun Pontianak pada dasarnya sudah mampu memberikan pemahaman walaupun hanya sebagai pengantar informasi dan tak jarang ada beberapa gambar Wak Cik yang tidak menjelaskan apapun sehingga memerlukan pemahaman lebih dari pembacanya. Akan tetapi yang menjadi persoalan utama ialah sisi penyusunan ataupun tata letak judul besar yang diletakan di atas gambar Wak Cik yang terkadang berbeda dengan isi cerita yang ditampilkan di gambar. Hal tersebut menjadi persoalan dikarenakan tampilan dan tata letak juga mempengaruhi tingkat pemahaman pembaca. Saran dalam penelitian ini adalah Diharapkan kepada pihak Redaktur Harian Tribun Pontianak untuk tidak membuat beda antara judul besar dengan isi cerita  yang ditampilkan pada gambar Wak Cik. Sebaiknya judul dibuat sedramatis mungkin namun tidak menghilangkan unsur jenaka, sehingga pembaca tidak melewatkan begitu saja gambar Wak Cik dikarenakan tidak sesuainya isi cerita skesta dengan judul besar..

Kata kunci: Pemahaman, Kesenangan, Mempengaruhi Sikap, Hubungan Sosial Yang Baik, Tindakan.