PERAN KONSELOR ADIKSI TERHADAP PENYALAHGUNAAN NAPZA DENGAN METODE THERAPEUTIC COMMUNITY DIREHABILITASI RUMAH RAHAYU-YAYASAN PONTIANAK PLUS

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya remaja Indonesia yang menjadi pecandu NAPZA. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan peran konselor adiksi berlatar belakang mantan pengguna penyalahgunaan NAPZA yang sudah pulih di pusat rehabilitasi NAPZA Rumah Rahayu-Yayasan Pontianak Plus, (2) Untuk mengetahui kontribusi sosial yang positif yang dilakukan konselor adiksi berlatar belakang mantan pengguna penyalahgunaan NAPZA yang telah pulih di pusat rehabilitasi NAPZA RumahRahayu-Yayasan Pontianak Plus.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 5 subjek dan 5key informan. Kelima subjek berada dalam rentang usia 30-40 tahun. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara mendalam. Uji keabsahan data dilakukan dengan trianggulasi teknik dan trianggulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Subjek 1 pada penelitian ini pernah mengonsumsi narkoba selama 15 tahun dan mengikuti proses rehabilitasi selama 2 kali serta telah 5 tahun menjadi staf konselor adiksi di tempat rehabilitasi NAPZA Rumah Rahayu, sedangkan subjek 2 pernah mengonsumsi NAPZA selama 20 tahun dan mengikuti proses rehabilitasi selama 6 kali serta telah menjadi staf konselor adiksi selama 4,5 tahun. Subjek 3 didalam penelitian ini pernah mengkonsumsi NAPZA selama 20 tahun dan telah menjalani rehabilitasis selama 6 kali serta sekarang menjadi manajer program di tempat rehabilitasi NAPZA Rumah Rahayu-Yayasan Pontianak Plus selama 3 tahun. Pada subjek 4 pada penelitian ini telah menjalani rehabilitasi atas ketergantungan akan adiksi terhadap NAPZA selama 1 kali dan telah menjadi konselor adiksi selama 3,5 tahun. Subjek ke 5 didalam penelitian ini juga mantan pecandu NAPZA yang telah pulih dari ketergantungannya akan NAPZA dan telah menjadi konselor adiksi selama 3 tahun. Hasil penelitian terhadap 5 mantan pecandu narkoba yang telah menjadi konselor adiksi dilihat dari aspek: 1) Perankonseloradiksidalampemulihanadiksi, yang dalam skripsi ini menunjukkan peran konselor sangat vital, mengingat sebagai individu yang memahami dan mengenal akan kondisi para pecandu yang menjalani rehabilitasi, dimana kondisi psikologis dan emosional para pecandu cenderung tidak stabil selama proses pemulihan. Konselor adiksi yang merupakan individu yang telah pulih dari ketergantungan akan NAPZA berperan memberikan motivasi dan panutan kepada para pecandu selama menjalani proses rehabilitasi. (2) Pendekatan yang diterapkankonseloradiksiuntukpemulihan. Kelima subjek memiliki beberapa metode dalam menerapkan program dalam pemulihan direhabilitasi Rumah Rahayu-Yayasan Pontianak Plus. Kelima subjek menggunakan Metode Therapeutic Community yang menekankan pada tujuan dan semangat dimana setiap individu bisa berubah. (3) Pengaruhkonseloradiksiterhadappemulihan. Kelima subjek memiliki peranan vital pada saat fase pemulihan lewat rehabilitasi untuk lepas dari ketergantungan dari NAPZA di rehabilitasi Rumah Rahayu-Yayasan Pontianak Plus. Konselor adiksi yang memiliki latar belakang sebagai pecandu NAPZA yang telah pulih memudahkan didalam memberikan pengetahuan dan berbagi pengalaman kepada para pecandu yang menjalani rehabilitasi, sehingga ada motivasi serta timbul kemauan untuk pulih berdasarkan bukti nyata akan hasil dari pemulihanuntuk mereka.

Kata-Kata  kunci : Adiksi, Pecandu, Konselor, Napza, Narkoba