DRUG-FREE ASEAN 2025 WORK PLAN : KEBIJAKAN ASEAN DALAM MENANGGULANGI DRUG TRAFFICKING (Studi Kasus Kawasan Golden Triangle Perbatasan Myanmar-Laos-Thailand)

Abstract

Penelitian Skripsi ini membahas tentang kebijakan ASEAN dalam menanggulangi drug trafficking di kawasan Golden Triangle yang dimuat dalam sususan kebijakan “Drug-Free ASEAN 2016-2025 Work Plan” dimana kebijakan sudah berjalan dalam dua periode. Bermula dari fakta banyaknya transnational crime yang diterjadi di Asia Tenggara dan yang paling berkembang yaitu drug trafficking yang kegiatan berpusat di Kawasan Golden Triangle yang terletak di perbatasan Myanmar, Laos, Thailand. Komoditas utama dari jenis narkotika di Golden Triangle adalah ‘opium’ yang merupakan penghasil terbesar kedua didunia setelah Golden Cressent di Afghanistan dan menjadi drug lord dikawasan Asia Tenggara. Menanggapi masalah tersebut ASEAN telah mencangkan kebijakan dalam upaya memberantas narkoba di kawasan tersebut. Demi kelancaran dalam menjalankan kebijakannya ASEAN sendiri telah membentuk badan khusus yaitu ASOD (ASEAN Senior Officials Meeting on Drugs). ASEAN juga tidak sendiri dalam menjalankan visi ASEAN Drug-Free namun dibantu oleh badan-badan lainnya seperti UNODC, GMS, dan juga pengawasan perbatasan BLO. Pada akhirnya tujuan penelitian melihat kefektifitasan kebijakan dalam menangani drug traffikcing yang dianalisis dalam Teori Efektivitas Rezim dimana ASEAN termasuk kedalam rezim internasional dalam kawasan Asia Tenggara.

Kata Kunci : Transnational Crime, drug trafficking, Golden Triangle, ASEAN Drug-Free