ADVOKASI ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN TERHADAP TINDAK KEKERASAN PADA WARTAWAN DI KOTA PONTIANAK

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis peran AJI Kota Pontianak dalam advokasi kasus tindak kekerasan pada wartawan. Jarang dilakukannya komunikasi terkait penanganan kasus tindak kekerasan kepada wartawan di Kota Pontianak, membuatkasustindakkekerasanmenggantung hanya sebatas laporan ke kepolisian dan tidak sampai ketahap pengadilan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Untuk keperluan analisis, peneliti menggunakan teori peranan Humas dari Scott M. Cutlip dan Glen M. Broom (2009: 46) : Penasehat Ahli (Expert Prescriber), Fasilitator komunikasi (Communication Facilitator), Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Facilitator), dan Teknisi Komunikasi (Communication Technician). Hasil penelitian menunjukan adanyapertimbangan untuk menjaga nama baik perusahaan media tempat wartawan tersebut bekerja sehingga AJI Pontianak tidak dapat menjadi penasehat ahli sepenuhnya dalam menjalankan advokasi kasus tindak kekerasan pada wartawan di Kota Pontianak. Kemudian AJI Pontianak kesulitan dalam mengumpulkan informasi kronologis kejadian karena para wartawan yang mengalami kasus tindak kekerasan pada saat bertugas kebanyakan terkejut sehingga sulit untuk menceritakan kronologis kejadian yang sebenarnya. Adapun saran daripada penelitian ini adalah diharapkan kepada ketua AJI Kota Pontianak untuk menjalin komunikasi terhadap para wartawan yang telah mengalami tindak kekerasan namun kasusnya masih menggantung sampai saat ini. Pihak AJI Kota Pontianak disarankan untuk menuangkan kebijakan berbentuk peraturan yang dapat diakses oleh semua wartawan sehingga memudahkan wartawan untuk mengetahui kriteria untuk mendapatkan advokasi dalam kasus tindak kekerasan saatmenjalankantugas.

Kata kunci: Kasus Tindak Kekerasan, AJI Pontianak, Kebabasan Pers, Advokasi.